Salam, begitu biasa dia dipanggil, mengaku kaget mendengar pernyataan Ketua Umum PSSI itu. Johar sebelumnya menyatakan salah satu alasan tak dipanggilnya pemain senior ke tim nasional adalah karena mereka terkontaminasi mafia.
“Kalau pernyataannya itu benar, maka itu adalah hal yang menyakitkan buat pemain yang selama ini sudah membela tim nasional,” tutur Salam.
Karena itu, Salam mendesak Johar untuk segera mengklarifikasi pernyataannya itu. Sebab, dengan pernyataan tersebut Johar telah melukai perasaan orang-orang yang sebelumnya sudah berjuang untuk mempertahankan kehormatan sepak bola Indonesia.
Salam sendiri melihat Johar selama kepemimpinannya di PSSI menunjukkan diri sebagai orang yang panik. Pernyataan-pernyataan yang terlontar dari Johar pun cenderung lucu dan mengada-ada.
“Zaman sebelumnya, mereka teriak-teriak bicara soal revolusi. Mereka menentang statuta. S
ekarang mereka malah mempergunakan statuta itu. Bukankah statuta itu belum berubah, masih yang itu-itu juga,” tegasnya.
Termasuk halnya dalam pengelolaan kompetisi. Dengan mengabaikan statuta, kepengurusan Johar memicingkan mata terhadap Kompetisi ISL yang selama ini sudah berjalan. Dengan menabrak statuta pula, kepengurusan kali ini mendongkrak sejumlah klub yang tak memenuhi syarat untuk berkompetisi di level tertinggi.
Dia pun menuding Johar sebagai orang yang sangat tidak konsisten. Banyak tindakan dan keputusan yang diambil dengan mengabaikan sportivitas. “Yang jelas, dia bukan seorang pemimpin,” katanya tegas.
Menurut Salam, kalau Johar seorang pemimpin, seharusnyalah dia mengakui kelemahan-kelemahan yang sekarang terjadi. Tetapi, faktanya setiap hasil buruk yang dialami tim nasional Indonesia selama ini selalu ditimpakan kesalahannya pada pengurus sebelumnya.
(Arief Brandalizme)
http://www.inilahjabar.com
0 komentar:
Posting Komentar